-Kamu, tentang dia-

Kamu bicara tentang makhluk yang berdiam di hatimu
Senantiasa
Tentang bagaimana hatimu kini penuh sesak olehnya, dan tak ada lagi ruang untuk menampung gelisah

Kamu bicara tentang makhluk yang bayangnya tercermin di matamu
Selalu
Tentang bagaimana matanya selalu lapar akan kamu, dan tak ada lagi daya inginmu berlari darinya

Kamu bicara tentang makhluk yang menapak bersisian denganmu
Setiap waktu
Tentang bagaimana langit menjadi selalu teduh, dan hari tak pernah lagi terlalu berat untuk dijalani

Kamu terus bicara

Mendongeng dengan merdu sehingga bintang malam itu tergoda turut mendengar sembari bermain di matamu
Melagukan asa sehingga bulan malam itu tergetar untuk terangi jalanmu menujunya
Rasanya mereka mengagumi dirimu yang sedang bercerita,
sama seperti bagaimana kamu mengagumi dia yang menjadi obyek kisahmu

Aku berharap satu : semoga saat ini dia bicara tentang kamu sebagaimana kamu bicara tentang dia.

Advertisement

-Rindu-

Rindu adalah kamu. Aku.
Dipecundangi ruang dan waktu.

Sent from my BlackBerry® smartphone

R A S A

Rasa tak pernah salah.
Maka ia tak perlu dibela.

Hanya saja logika perlu berjuang lebih keras ketika konteks tak mampu menangkan rasa.

-bara abadi-

Jauh di dalam sini
Ada bara yang tak pernah mati
Dia sabar menanti
Hingga saatnya letupkan kembang api

-kotak pandora-

Serpihan sisa ledakan kemarin sudah kusapu bersih-bersih, kuletakkan di sudut sepi yang tersembunyi, dalam kotak besi tak bertepi.
Hilang lepas beban sayap ini, dan aku sibuk terbang, berjingkat, menari, jelajah setiap jengkal bumi hingga jelang benam matahari.
…
Lalu mengapa hadirmu kini luruhkan sepi, hai anak kunci lemari besi, kau seperti peluru kendali yang tahu pasti kemana harus pergi dan tak kunjung berhenti hingga tiba di destinasi.
Dan seketika serpih masa silam akrab kembali.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss…!

-rasa-

Kendati hati tak bertuan,
Meski rasa tak bernama.

…Namun dia ada

Biarkanlah demikian adanya

-kepompong kaca-

“Rasa hampir tak bernyawa.
Permisi pergi bersama senja.
Lalu tersisa kepompong2 kaca,
siap terjun bebas dan pecah bersama asa.”

-22 Desember 2009-

-perih-

malam ini cuma perih saja adanya..
tapi tidak katakan banyak
logika sudah permisi tadi
beranjak untuk meniti langit
maka rasa saja yang tinggal,
lahirkan kepompong-kepompong jernih yang jatuh dan pecah jadi kupu-kupu
tidak bisa berkata banyak tentang aku
atau kamu,
hanya perih yang terucap

-8 Desember 2008-

-berjingkat rasa-

ternyata rasa terkadang memilih datang berjingkat
tak seperti diharapkan…
kukira selalu datang bersama kembang-api meledak
warnai langit hitam semarak dengan lukisan sesaat
untuk lalu meredup larut dalam pekat

-27 November 2008-

-destinasi matahari-

di perbatasan pagi dia terjaga.
diperintahkan hatinya berhenti merasa,
takut terbang dan rusak sayapnya.
tapi rasa berkata lain,
meniru icarus.

destinasi : matahari,
meski harus terbakar mati

26 Januari 2008