Satu hari nanti semoga yang kuingat bukan cuma janjimu, tapi juga ingkarannya
Satu hari nanti semoga yang kukenang bukan cuma anganku, tapi juga kenyataannya
-untuk mereka yang memilih terpenjara dalam penyangkalan
Satu hari nanti semoga yang kuingat bukan cuma janjimu, tapi juga ingkarannya
Satu hari nanti semoga yang kukenang bukan cuma anganku, tapi juga kenyataannya
-untuk mereka yang memilih terpenjara dalam penyangkalan
Rasa tak pernah salah.
Maka ia tak perlu dibela.
Hanya saja logika perlu berjuang lebih keras ketika konteks tak mampu menangkan rasa.
Aku jatuh cinta pada setiap tetes air mata langit, yang terpantul pada kerasnya aspal sebelum lalu binasa…
Juga pada cinta semesta yang terikut bersamanya
Aku jatuh cinta pada gigihnya geliat sang surya, yang menyelisip diantara saput gumpal mega…
Juga pada janji untuk kembali esok harinya
—rasanya kurang adil apabila saya tidak menampilkan juga puisi teman saya yang manis ini, yang menjadi pemicunya. Puisi ini bagian dari serangkaian puisi berantai di komunitas Boendel Kata.
Aku jatuh cinta pd langit gelap yg sesekali menyala, dan jalanan basah yg memantulkan redup lampu merah kuning.. Juga pdmu yg hilang di dlmnya..
Hari ini terlalu dingin untuk kata-kata
Dan aku mencemasnya,
terlempar hanya untuk beku di udara
Lalu terpenjara sebelum tiba waktunya
Mekar, menari, tertawa
Sisa asa semata
Pagi ini terlalu dingin untuk kata-kata
Maka biar bisu yang bicara
Biar mata berbahasa
Selagi kita beku dalam masa.
i loved the original video clip. but this version has some images with such beautiful energy…
A moment, a love, a dream, a laugh, a kiss, a cry, our rights, our wrongs. —-simple, but brilliant, words.
Tuan datang berkedok romansa
Berjalan tegap jumawa
Dan seperti banyak laki-laki
Mahir menjual teori dan mewangi janji
…tapi lupakah tuan?
Tidak semua perempuan mudah kenyang
Duduk manis berpangku tangan
Hidup untuk tersenyum manis berdiam diri
Disuapi mimpi yang bukan miliknya sendiri
Satu Jendral. 26 Prajurit. Kami berjingkat-jingkat di atas rapuhnya rasa, merangkai aksara bersinergi demi makna
Buat saya, “kata” adalah analogi yang sempurna bagi konsep “sinergi”. Ketika satu aksara “y” atau “a” berdiri sendiri, mereka kosong saja, hanya mewakili dirinya sendiri. Namun gabungkan menjadi “ya”, dan seketika menjadi sebuah kata yang menandakan persetujuan.
Maka kini saya mengajak 26 prajurit aksara untuk menari bersama, menerjemahkan hasil olahan sel abu-abu di kepala saya menjadi berbagai konfigurasi.
Silakan disambi menyeruput segelas teh hangat, mungkin juga sepotong pisang goreng.
Anggap rumah sendiri, lalu silakan menari bersama kami. 🙂
Semua berbicara, semua beropini.
Tidak ada yang satu frekuensi.
…
Selamat datang di dunia korporasi.
Waktumu tak beku, teman, dia berlari.
Dia berjingkat, berjalan, melompat, menari.
Meninggalkan kita terjungkal tertatih meraih :
kristalisasi asa yg tak kunjung jernih