bagaimana kita meredupkan jiwa yang masih membara?
ketika raga sudah menyerah namun jiwa belum mau kalah?
…untuk pejuang yang tak kenal lelah,
saya titipkan doa kepada semesta
– 29 Desember 2009-
bagaimana kita meredupkan jiwa yang masih membara?
ketika raga sudah menyerah namun jiwa belum mau kalah?
…untuk pejuang yang tak kenal lelah,
saya titipkan doa kepada semesta
– 29 Desember 2009-
“Rasa hampir tak bernyawa.
Permisi pergi bersama senja.
Lalu tersisa kepompong2 kaca,
siap terjun bebas dan pecah bersama asa.”
-22 Desember 2009-
Apalagi yang kupunya selain kata,
Sarana tunggal mencapai makna?
Tapi terkadang tak cukup aksara
mencakup, menerjemahkan; rasa…
26 prajurit tanpa daya, terpaku
Seketika bisu saat asa membeku
Perahu ini sekaligus belenggu
Bungkam anganku dan tumpul jiwaku
Semakin tipis sabarku di sandiwara akbar ini.
Aku ini mengejar mimpi, bukan pundi-pundi.
Sudah saatnya berhenti sembunyi,
tegakkan kepala dan berpindah sekoci.
Mari.
-27 Oktober 2009-
sepuluh ribu kunang-kunang terbang di gelap malam
Perkenalkan, kelam : ini cahaya
…Inikah bingkisan dari mentari untuk kawan yang lama tak sua?
Satu satu kunang-kunang menari bersama kelam
Sebelum cahaya kadaluwarsa, meredup lalu padam
…Inikah kenangan dari semesta untuk diri yang lama tak pendar?
-13 Oktober 2009-
*dampak terlalu sering memutar Fireflies oleh Owl City
Khilaf selalu ada, karena manusia tak sempurna.
Namun semoga Maaf yang juara atas ego kita.
Sebulan berlatih empati dan menahan nafsu diri,
bukan hanya untuk setahun sekali.
Semoga semangat Ramadhan terus mendorong kita untuk menang atas diri sendiri
…Dan semoga suatu hari nanti saya bisa menemukan makna lebaran seutuhnya
-19 September 2009-